Selasa, 14 Agustus 2012

Belajar Berdoa Yang Bijaksana dari Seorang Anak Kecil….


Berdoa merupakan sarana intim antara manusia dengan Tuhan-Nya. Berdoa adalah keharusan bagi setiap umat beragama. Disamping ada sesuatu hal yang kita butuhkan kala melakukan doa itu, namun disisi lain sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan sekaligus menyatakan dengan tegas pengakuan dalam diri kita bahwa hanya Tuhan yang Maha Hebat dan mampu mengabulkan doa kita.

Dikisahkan dalam sebuah kompetisi perlombaan balap sepeda antar anak SD, disana terdapat 5 orang anak yang bertanding dan salah satu diantaranya Qaulan. Semua anak-anak terlihat sibuk mempersiapkan sepedanya dan mereka datang ke kompetisi tersebut bersama teman-temannya. Yang namanya anak-anak tentu mereka ingin menjadi yang terbaik dan tentu sepeda yang mereka gunakan juga sepeda yang terbaik. Dari para kontestan itu, hanya sepeda Qaulan- lah yang tidak baru dan selebihnya sepeda baru serta ber-merek terkenal.

Merasa sepeda nya tidak lebih baik daripada teman-temannya, Qaulan pun hanya bisa terdiam, tidak berani banyak berkomentar apalagi pamer seperti para kontestan yang lain.  Tetapi hal tersebut tidak membuat mental Qaulan jatuh atau berkurang, malah ia semakin tertantang untuk memenangkan kompetisi ini.  Ketika persiapan sudah dilakukan, maka sang juri pun mempersilahkan mereka untuk mengambil posisi dari garis start sesuai dengan nomor urut yang telat mereka ambil sebelumnya. Alhamdulillah Qaulan mendapat nomor urut terakhir.  Sebelum aba-aba start dimulai, terlihat Qaulan menundukkan kepalanya mungkin dia berdoa kepada Allah swt supaya diberi kemenangan dalam kompetisi ini. Aba-aba start pun dimulai, bersedia-satu- dua – tiga (sembari melepaskan bendera yang berada di tangan wasit, para kontestan balap sepeda pun mulai berjalan).

Diputaran pertama ini terlihat Qaulan berada diposisi terakhir sesuai dengan nomor urutnya. Terlihat semua penonton memberikan semangat kepada teman-temannya yang lain sedangkan Qaulan tidak mendapatkan semangat itu. Terus dan terus melaju hingga posisi pun berubah, dan kali ini Qaulan mendapati posisi nomor tiga. Sampai posisi ini belum terlihat teman-temannya memberikan semangat kepada Qaulan, karena mungkin  boleh jadi sepeda butut tidak mungkin bisa memenangkan pertandingan ini.


Qaulan terus mendayung dan mempercepat laju sepedanya karena tinggal satu putaran lagi, dan kali ini dia berhasil memimpin sampai di posisi terdepan. Semua penonton diam tak bersuara, karena apa yang mereka lihat sungguh sangat tidak masuk akal. Sampai di garis finish, terlihat Qaulan yang memenangkan kompetisi ini. Dan lagi-lagi penonton terdiam, takjub sekaligus bingung dan heran kenapa ia bisa memenangkan kompetisi ini. Pandangan yang semula meremehkan dirinya kini berubah menjadi pandangan penuh persahabatan seolah-olah ingin mengetahui, ada apa dibalik kemenangan Qaulan ini.

Seolah tak mau ketinggalan, sang juri ternyata lebih dulu menanyakan perihal tersebut kepada Qaulan. Kata dewan juri, saya tahu kenapa kamu menang karena tadi saya melihat sebelum start perlombaan ini dimulai, kamu pasti berdoa kepada Allah supaya bisa memenangkan kompetisi ini, betul kan “ungkap sang juri”? Mungkin sebagian diantara kita yang membaca tulisan ini, juga punya pendapat yang sama dengan sang juri ?

Benar bahwa Qaulan berdoa sebelum start dimulai, tapi kalau anda lihat tulisan saya di awal tadi bahwa saya hanya mengatakan, “mungkin”  Qaulan berdoa kepada Allah swt agar dia bisa memenangkan kompetisi ini?  

Tetapi ternyata bahwa Qaulan berdoa kepada Allah swt adalah bukan untuk menjadi pemenang atau juara satu dalam kompetisi ini, yang dia katakan kepada Allah ialah “ Ya Allah, ketika aku kalah jangan buat aku menangis dan beri aku kekuatan untuk bangkit kembali sehingga bisa menjadi lebih baik”. Nah, itulah bukti keluguan seorang anak, yang dia khawatirkan justru ketika dia menangis karena kalah dalam kompetisi ini, maka doa yang dia minta kepada Allah pun doa supaya jangan menangis. Tapi ternyata Allah menjawabnya dengan memberikan ia kemenangan. Subhanallah, bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini karena semua urusan kita ada dalam keridhoan-Nya.

Yaa, terkadang umur kita sudah dewasa namun ternyata doa kita kepada Allah tidak cukup bijaksana kepada-Nya. Kita selalu meminta kepada Allah, untuk dijadikan yang terbaik, terhebat dan terpintar namun kita sering lupa bahwa dalam mengejar impian itu terkadang ada batu sandungan yang tajam dan berduri, sehingga kita lupa memohon kepada Allah untuk diberikannya kekuatan agar mampu bangkit setelah menghadapi batu sandungan yang tajam dan berduri itu.

Boleh jadi, ketika kita mengubah doa kita selama ini dengan tetap memasang target yang kita cita-citakan, Allah akan memberikan semua kabar baik kepada kita termasuk mengabulkan doa yang kita minta kepada-Nya.

Bukankah metode doa yang dilakukan Qaulan adalah, mengakui dulu kehebatan Allah swt (berarti ada pujian sekaligus pengakuan bahwa kita memang tidak ada apa-apanya dihadapan Allah swt) dan baru setelah itu kita sampaikan keinginan kita yang tersimpan dalam hati. Dan yakinlah, bahwa bagi Allah mengabulkan dua doa sekaligus kepada hambanya berupa kekuatan untuk bangkit dan kemenangan dalam meraih cita-cita adalah hal yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan, tapi hanya Allah yang bisa melakukan hal itu.

Maha suci Engkau Ya Robb, Tuhan yang tak pernah pilih kasih terhadap hamba-Nya yang senantiasa patuh dan tunduk kepada-Nya. Ya Allah, bantu kami untuk bangkit jika menemui kesulitan dalam mengajar cita-cita yang kami inginkan. Tiada daya dan upaya kami, melainkan kekuatan dari-Mu Allah yang Maha Bijaksana…

Ditulis Oleh : M. Abror Parinduri, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.