Diterbitkan di Harian Analisa Medan : Rabu, 10 Oktober 2012
Ini memang terdengar bodoh, Bu
Aku masih saja beranggapan surat cinta yang ia bacakan
adalah mahar pemberiannya untukku
Kau bisa saja bilang aku gila, Bu
Karena sampai saat ini masih tersimpan mahar itu dalam hatiku
Dan tak satupun lelaki selain dia kuiizinkan merampasnya dariku.
Bu, aku telah memohon pada Tuhan
Sekiranya, tunjukkan padaku jalan yang harus kutempuh
Atau setidaknya tunjukkan jalan padanya untuk meminta mahar itu kembali
Agar aku tahu, telah aku tak diinginkan olehnya lagi
Dengan begitu aku akan pulang. Bu
Aku akan pulang, lalu sujud di kakimu
Mencium kakimu, sehingga kau ridho atasku
Dan Tuhan pun meridhoiku.
Saung Kompak Semarang, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.